Internasional, Sakata.id:- Wanita Rusia gunting tas chanel, sebuah mewah asalh Prancis. Aksi ini dilakukan wanita Rusia influencer secara ramai-ramai, sebagai protes terhadap diskriminasi yang dilakukan rumah mode Prancis dan toko Chanel di Dubai, yang tidak menjual produk mereka ke orang Rusia. Russophobia bermunculan dengan sanksi ekonomi Eropa terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Aksi wanita Rusia gunting tas Chanel ini, dilakukan oleh penyanyi dan aktris Anna Kalashnikova. Seleb dengan 2,4 juta followers Instagram, membagikan pengalaman pribadinya yang mendapatkan diskriminasi saat memasuki toko Chanel di Dubai. Di sana di mendapatkan diskriminasi dari konsumen lain, dimana merek tas asal Prancis itu tidak lagi menjual tas untuk wanita Rusia.
Anna kemudian memotong Channel dengan gunting sebagai bentuk protes terhadap perlakuan diskriminasi konsumen tersebut. Hal serupa juga dilkukan oleh model Victroria Bonya, DJ Katya Guseva, dan presenter Marina Ermoshkina. Mereka turut pada dereta wanita Rusia gunting tas Chanel, sebagai isyarat yang diberikan kepara rumah mode Prancis. Mereka mengguntin tas Chanel dengan gunting dapur dan gunting taman.
“Saya katakan, Chanel tidak menghormati kliennya, apa kita harus mengormati Chanel,” kata Bonya, dia berdiri di balkon sebelum mengiris dompet kulit hitam Chanel dan melemparnya. Bonya mengatakan protes dan memperlihatkan aksi mengguntin Chane itu kepada 9,3 juta pengikut Instagramnya.
Tindakan Chanel sama dengan mendukung fasisme. Bahkan seleb media sosial Elvina Borovka berusia 24 tahun, bahkan menyangkal tuduhan tentara Rusia memperkosa Ukraina. Kata Borovka tidak mungkin tentara Rusia memperkosa Ukraina, karena wanita Rusia wanita tercantik di dunia.
“Apa anda pikir mereka (tentara Rusia) membutuhkan wanita Ukraina ?, menakutkan, bahkan mereka tidak akan menyentuh mereka, penuh dengan penyakit kelamin,” kata Borovka. Vidoe pernyataan Borovka ini pun menjadi viral.
Dikutip laman Dazed Digital, banyak dari retorika ini telah ditirukan oleh Putin sendiri, dengan mengklaim bahwa hukuman telah diberlakukan terlepas dari perang di Ukraina.
Perusahaan mode merk mewah asal Prancis ini mengikuti arturan larangan eskpor barang mewah ke Uni Eropa. Bahkan mereka melakukan penyaringan pembeli, untuk mengisi dokumen bahwa barang yang mereka beli, bukan untuk dijual ke Rusia.
Protes dengan tindakan yang sama juga pernah dilakukan dengan cara melepas Swoosh dari pakaian Nike dan menghancurkan sepatu kets. Tindakan tersebut sebagai reaksi terhadap NIke Colin Kaepernik.*