SAKATA.ID : Ternyata dana senilai Rp90,45 miliar tidak sepenuhnya sebagai anggaran influencer seperti yang diungkapkan Indonesia Corruption Watch (ICW).
Hal itu diungkapkan Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian kepada wartawan di Jakarta pada Jumat (23/8/2020).
Anggaran Kehumasan
Donny menegaskan bahwa anggaran Rp90,45 miliar adalah untuk kehumasan. Bukan saja untuk influencer. Sementara kehumasan itu, kata dia, banyak alokasinya.
Seperti, lanjut dia, untuk iklan layanan kemasyarakatan. Diantaranya, untuk memasang iklan di media cetak, audio visual, sosialisasi, bikin buku, atau yang lainnya.
“Sehingga tidak semuanya untuk influencer,” katanya.
BACA JUGA : Logo HUT Kemerdekaan Dikritik Karena Ada Lambang Mirip Salib
Tidak mungkin, tegasnya, uang sebesar Rp90 miliar hanya diberikan kepada influencer.
“Influencer itu berapa? Jadi influencer yang dipilih juga orang-orang kompeten. Punya kemampuan. Menguasai substansi,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, apa salahnya jika memang menyosialisasikan kebijakan yang benar.
Kecuali, lanjutnya, para influencer atau kehumsan memutarbalikkan fakta. Sehingga membuat sesuatu informasi menjadi baik padahal tidak baik. Atau me-make up sesuatu yang buruk.
“Toh mereka berbicara apa adanya,” tegas Donny.
BACA JUGA : Pegawai KPK Jadi ASN ! Berarti PNS Ya? Belum Tentu, Ini Perbedaannya
Jokowi Mengundang Influencer
Donny juga mengungkapkan, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengundang orang-orang yang punya pengaruh di media sosial atau influencer ke Istana.
Itu pun, katanya, bertujuan hanya untuk menyapa.
Ketika itu, jelasnya, dia menilai Pak Jokowi hanya ingin menyapa semua stakeholder. Termasuk orang-orang itu.
Pasalnya, mereka mempunyai massa atau pengikut serta punya pendengar. Apa yang diungkapkan mereka, jelasnya, pasti akan didengar oleh banyak orang.
Dengan alasan itulah Presiden memanggil supaya bisa terhindar dari berita bohong atau hoaks, fitnah, dan pembunuhan karakter.
BACA JUGA : Chintya Candranaya MMA Memanas, Markasnya Didatangi Petarung One Pride
Influencer digunakan lantaran mereka menggunakan media sosial secara positif.
Tetapi dia menegaskan, dana sebesar itu bukan anggaran Influencer.
Bantah ICW
Donny juga membantah pernyataan ICW yang menilai Jokowi tidak percaya diri terhadap program-programnya karena menggunakan jasa influencer.
Donny menjelaskan bahwa yang namanya program harus dipahami warga sampai ke pelosok. Ke desa-desa yang tidak terjangkau media.
Nah influencer itu kan, lanjutnya, semua tahu menggunakan sosmed yang digunakan masyarakat.
“Jadi saya kira bukan tidak percaya diri. Melainkan jangkauannya lebih luas. Terutama di kalangan milenial,” ujarnya.
BACA JUGA : Denny Siregar Dianggap Lecehkan Santri
Konferensi Pers ICW
Sebelumnya, ICW menggelar konferensi pers pada Kamis (20/8/2020) secara daring. Melalui peneliti ICW Egi Primayogha.
Dia menyatakan, Pemerintah Pusat menganggarkan Rp90,45 miliar untuk beragam aktivitas yang melibatkan influencer.
Anggaran Influencer yang ditemukan ICW itu berdasarkan penelusuran dari laman pengadaan barang jasa pemerintah Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), sepanjang 14 sampai dengan 18 Agustus 2020.