Bisnis, CIAMIS: Lebaran Idul Fitri 1444 H telah usai, April 2023 lalu, namun dampak dari perayaan ini masih terasa di pasar sayuran tradisional Manis, Kabupaten Ciamis.
Harga-harga sayuran belum menunjukkan penurunan yang signifikan pascaliburan Lebaran. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat merasa prihatin.
Selama bulan Ramadan dan menjelang Lebaran, dan saat Idul Adha 2023 permintaan pasar untuk sayuran meningkat tajam. Masyarakat pun berbondong-bondong membeli sayuran sebagai persiapan untuk hidangan Lebaran.
Namun, lonjakan permintaan ini tidak diimbangi dengan ketersediaan stok sayuran yang cukup, mengakibatkan kenaikan harga yang cukup tinggi.
Menurut salah seorang pedagang di Blok F Pasar Manis Ciamis, Koko, harga tinggi pada sejumlah komoditas sayuran seperti Kentang, Cabai Hijau, dan Bawang Daun.
Ia mengungkapkan, kondisk ini terjadi lantaran stok dari petani berkurang. Diduga hal itu terjadi akibat cuaca kurang baik hingga membuat hasil tani buruk.
Pada Sabtu (22/7/2023), ia menjual Kentang dengan harga Rp20 ribu per Kilogram. Padahal, sebelum Idul Fitri, dirinya menjual dengan harga Rp16 ribu Kilogram.
Kemudian, untuk harga Bawang Daun saat ini masih Rp20 ribu per Kilogran. Sebelumnya, ia menjual dengan harga Rp15 ribu per Kilogram.
“Harga Bawang Daun saat ini Rp20 ribu per Kilogram, keadaan ini belum juga turun sejak Idul Fitri. Ada kenaikan Rp5 ribu,” ujar dia.
Lalu, untuk harga Cabai Hijau juga masih tinggi. Saat ini mencapai Rp17 ribu per Kilogram. Padahal, semula, sebelum Idul Fitri 1444 H, harganya sekitar Rp28 ribu per Kilogram.
Kemudian, untuk harga Cabai Merah masih dikisaran Rp100 ribu per Kilogramnya. Bahkan, untuk harga Cabai Merah ini stabil tak kinjung turun.
“Entah apa yang menjadi penyebab harga Cabai Merah ini tidak turun-turun. Mungkin, stok dari petani sangat sedikit,” jelas dia.
Dampak Lebaran Idul Fitri, Harga Sayuran Tinggi, Keluarga Khawatir
Tentunya, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah masyarakat Kabupaten Ciamis yang berpenghasilan terbatas. Apalagi, mereka yang mengandalkan pasar tradisional sebagai sumber utama bahan makanan.
Salah satunya adalah Ny. Rita, asal Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis. Ia mengatakan, harga sayuran yang tinggi membuat keluarganya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
“Beli sayuran masih mahal, sudah jarang belanja. Setiap kali berbelanja ke pasar, saya harus berpikir dua kali. Karena khawatir anggaran keluarga tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan anak-anak,” ujar dia.
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kabupaten Ciamis Asep Sulaeman menyampaikan, pihaknya tengah berupaya untuk menangani masalah kenaikan harga sayuran ini.
“Kami berkoordinasi dengan instansi terkait. Agar harga sayuran yang mengalami kenaikan itu bisa diketahui penyebabnya apa,” ungkap dia.