Politika, SAKATA.ID: Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah ungkap besaran suara warga Nahdiyin (NU) di PKB.
Dia meyakini, suara warga Nahdlatul Ulama suara NU di PKB hanya 10 persen. Karena PBNU tidak pernah menginstruksikan para nahdiyin untuk memilih salah satu parpol, misalnya PKB.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan bahwa warga NU sudah cerdas dalam menentukan pilihan politik sehingga tidak memilih hanya pada satu partai politik.
Kemudian, dalam hal pemilihan umum (Pemilu) pemilihan presiden (Pilpres) juga tidak otomatis mendukung duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) karena ada PKB dalam koalisi.
Diketahui, Anies Baswedan dan Cak Imin telah mengumumkan pasangan mereka untuk pemilihan berikutnya.
Ia Gus Falah menyampaikan, anggota dan pengurus NU menegaskan bahwa NU tidak memberikan dukungan otomatis kepada pasangan ini.
“Suara NU di PKB berapa sih. Hanya 10 persen. Dan jumlah itu tidak akan berpengaruh sama sekali. Apalagi capresnya Anies Baswedan. Warga NU pun pasti mikir,” ujar Gus Falah di Jakarta baru-baru ini dikutip Republika.
Pihaknya bahkan menyampaikan, PBNU memberikan kebebasan kepada warga nahdiyin untuk menentukan pilihan politiknya. Yakni, sosok yang sesuai hati nurani dan pilihan terbaik untuk bangsa serta negara.
Meski begitu, dia meyakini bahwa koalisi Anies dan Muhaimin tidak akan menggerus suara Ganjar Pranowo di basis suara Nahdlatul Ulama.
Gus Falah ungkap, Ganjar sebagai warga NU dan Nyai Siti Atikoh, istri Ganjar, yang merupakan putri ulama NU, pasti menggunakan strategi untuk menggaet suara nahdiyin.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya pun membantah klaim dari PKB yang menyebut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies dan Cak Imin mendapat restu dari kiai NU.
Bantahan itu disampaikannya langsung dalam konferensi pers yang digelar di Kantor PBNU, Jakarta Pusat pada Sabtu (2/9/2023).
Ia menegaskan, apabila ada klaim bahwa Kiai-Kiai PBNU merestui terkait pencapresan, itu sama sekali tidak benar. Pasalnya, tidak ada pembicaraan dalam PBNU mengenai calon.