Sosok, SAKATA.ID: Pada 6 Mei 2017 lalu Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah atau Ismail Haniya (54) terpilih menjadi pemimpin Hamas.
Ia menggantikan pemimpin Hamas sebelumnya yakni Khaled Meshaal (65) yang saat ini disebut telah tinggal di Qatar.
Ismail Haniya terkenal dengan cara-cara berpolitiknya yang lentur. Bahkan tak sedikit yang menilai bahwa Haniya lebih moderat ketimbang pemimpin Hamas lainnya.
Haniya telah lama dipandang bersikap pragmatis dan fleksibel dalam sikapnya. Seperti yang diungkapkan peneliti politik Timur Tengah Hamdan Basyar dalam sebuah pemberitaan CNN.
Ia menyebut, Haniya memiliki sepak terjang yang lebih mengedepankan lobi dan diplomasi.
Hamad menegaskan, Ismail Haniya bukanlah tipikal pemimpin Hamas yang suka berperang.
Kepemimpinan Haniyah juga mendukung Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari Faksi Fatah. Itu tanda Haniya lebih akomodatif.
Berbeda dengan kepemimpinan Hamas sebelumnya yang bersebrangan dengan Faksi Fatah.
Kedekatan itulah yang membuat Israel lebih merugi. Dahulu Israel masih bisa bermain di dua kaki untuk menyerang Hamas. Namun saat ini hubungan Hamas dengan faksi lainnya tak serenggang dahulu.
Lahir di Kamp Pengungsian
Sebagai orang Palestina, keluarganya dan kehidupan Ismail Haniya tidaklah manis. Ia lahir di kamp perkampungan di Gaza, Al-Shati pada 29 Januari 1963.
Ia dekat dengan pemimpin Spritual yang juga pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin yang dibunuh pada hari Senin, 22 Maret 2004 silam.
Pada 2006, Haniya diangkat menjadi Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina. Namun pengangkatannya mendapat penolakan dari Israel dan negara-negara pendukungnya.
Karena Haniya dianggap sebagai teroris. Serta kehadirannya di pemerintahan akan sangat merugikan Israel lantaran Haniya dianggap tidak pernah sepakat pada traktat yang sudah disepakati.
Serangan Israel di Al-Aqsa Memunculkan Amarah Hamas
Pada Jumat (7/5/2021), Polisi Israel menyerang umat Islam Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Hal tersebut memunculkan rekasi keras dari Hamas yang langsung menggempur Israel dengan roketnya. Meski ratusan roket Hamas dirontokkan oleh Iron Dome Israel.
Ismail Haniya menegaskan perlawanannya. Ia mengingatkan Israel agar tidak menyentuh Masjid Al Aqsa.
Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci umat Islam ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Serangan Israel pada Ramadan 2021 itu memicu kemarahan publik. Tak hanya di Palestina. Tapi juga seluruh dunia.