REGIONAL, TASIKMALAYA: Kasus Corona Virus Disease Tahun 2019 (Covid-19) di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan. Alhasil, proses belajar tatap muka belum bisa dipastikan.
Pemerintah akan melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bulan Januari 2021 mendatang, para siswa belum tentu melaksanakan KBM di Sekolah.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum dapat memastikan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah dapat dilaksanakan.
Hal tersebut disampaikan oleh, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, kepada beberapa media cetak dan eleltronik, Sabtu (19/12/2020).
Pihaknya masih terus melakukan evaluasi untuk memberikan rekomendasi Sekolah, yang dapat menggelar KBM tatap muka.
Namun dari pengalaman sebelumnya, Uus menilai, kegiatan belajar mengajar tatap muka di Sekolah ini sangat berisiko memunculkan klaster baru.
“Pengalaman dalam hal ini adalah kemunculan klaster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan Pesantren di Kota Tasikmalaya,” ungkapnya.
Penyebaran Covid-19 Tertinggi di Tempat Pendidikan
Tiga Pesantren di Kota Tasikmalaya sudah menjadi klaster baru penyebaran kasus Covid-19. Hingga saat ini klaster Pesantren belum sepenuhnya dapat diatasi.
“Tingkat penyebaran di tempat pendidikan itu tinggi,” kata Uus.
Terpisah, Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Dadang Yudistira, menuturkan, zonasi wilayah sudah tidak menjadi pertimbangan Sekolah.
“Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terbaru. Zonasi wilayah tidak menjadi pertimbangan Sekolah dalam menggelar KBM tatap muka,” kata Dadang.
Dadang mengakui, bahwa saat ini keputuhan sepenuhnya berada di Pemerintah Daerah, Sekolah, termasuk ditangan orang tua siswa.
“Yang dilakukan Pemkot Tasikmalaya saat ini, memperhatikan keselamatan dan kesehatan seluruh tenaga pengajar berikut seluruh siswa. Itu yang paling utama,” jelasnya.
Dadang berharap tidak menimbulkan klaster baru dari dunia pendidikan. Saat ini, 69 Kelurahan di Kota Tasikmalaya berstatus zona merah.
“Kondisi kasus Covid-19 masih terus meningkat, ditambah lagi puluhan Kelurahan sudah zona merah,” ucapnya.
Ia menuturkan, ada empat kelurahan yang berstatus zona hijau. Meskipun zonasi sudah tidak lagi menjadi pertimbangan dalam menggelar KBM, tentunya dapat menimbulkan kekhawatiran.
“Hal itu menjadi kekhawatiran Pemerintah jika tatap muka dipaksakan berjalan pada bulan Januari tahun 2021 mendatang,” imbuhnya.
Ia mengakui, bahwa kegiatan belajar mengajar tatap muka pada Januari belum bisa dilaksanakan sesuai dengan Pemerintah Pusat.
“Kita belum bisa menjamin pada bulan depan akan dilaksanakan KBM. Kita tunggu kondisi mulai stabil kembali,” ujarnya.
Sudah banyak Sekolah maupun orang tua yang ingin melaksanakan KBM tatap muka. Pemerintah hanya bisa berusaha agar satuan pendidikan mampu memenuhi daftar periksa persiapan.
Tentunya protokol kesehatan harus ketat diterapkan di sekolah jika KBM tatap mulai dilaksanakan. Ditambahkan Dadang, siswa yang masuk harus diatur agar tidak menjadi kerumunan.
“Kami sudah susun strategi itu dan meminta sekolah menerapkannya. Tapi kondisi yang sekarang tidak memungkinkan dilaksanakan pada bulan Januari,” pungkasnya.