Kuliner, GARUT:- Kopi Kahot Garut, hadir menambah aneka ragam produk kopi dan khazanah kuliner di Jawa Barat dan Indonesia.
Kopi ini diproduksi dari biji kopi yang dihasilkan petani dari Gunung Guntur dan Papandayan Garut.
Pelaku Pariwisata Garut Tanto Sunduareza sengaja memproduksi Kopi Kahot Garut, dengan memanfaatkan potensi pertanian kopi di Kota Intan.
Kopi ini hadir dengan citarasa sendiri yang khas, menjadi alternatif pilihan kopi bagi pecintanya di Garut dan menjadi kopi unggulan daerah.
“Ini asli Garut, bahan bakunya dari pohon yang ditanam oleh petani Garut di pegunungan yang ada di Garut, rasanya juga beda, harumnya juga khas,” kata Tanto.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan sesuai namanya, Kahot memiliki makna terkenal dan tua atau buhun.
“Semoga ini terkenal di para pecinta kopi tanah air, tidak hanya Garut,” kata Helmi, Selasa (1/9/2020).
Ketua Kadin Garut Yudi Lasminingrat, mengatakan pihaknya siap membantu pengembangan Kopi Kahot sebagai produk asli daerah, kopi produk UKM dan pihaknya wajib membantu pengembangannya.
Kopi Kahot Garut Jenis Kopi Arabika atau Robusta ?
Jika melihat penjelasan bahwa bahan baku kopi dari biji kopi pohon yang ditanam di Gunung Guntur dan Papandayan, Kopi Kahot bisa masuk pada jenis kopi Arabika.
Jenis Arabika pohonnya biasa tumbuh di pegunungan dengan ketinggian antara 700-1700 mdpl, memang kopi ini banyak tumbunya di pegunungan, dengan suhu 16-20 Celcius. Jenis Arabika terkategori paling bagus, dengan citarasa kental dan asam.
Jika bahan baku didapat dari bawah kaki Gunung Guntur dan Papandayan, dimungkinkan kopi asli Garut ini berjenis kopi Robusta. Kopi ini biasa tumbuh di ketinggian antara 400-700 mdpl dengan suhu 21-24 celcius. Kualitas kopi Robusta dibawah Arabika. Kopi ini lebih pahit dan ada rasa-rasa fruity.
Bagi yang masih penasaran apakah Kopi Kahot itu Arabika atau Robusta, kamu bisa jajal langsung kopinya di Garut. Pecinta kopi pasti sudah tahu dan bisa membedakan.
(denirinjani/sakata.id)*