Ragam, SAKATA.ID: MPASI standar WHO perlu diperhatikan agar bisa mendukung tumbuh kembang bayi secara optimal. ASI adalah satu-satunya makanan yang cukup untuk bayi selama enam bulan pertama kehidupannya. Namun setelahnya, bayi perlu menerima makanan yang lebih untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Oleh karena itu di usianya yang masuk 6 bulan, bayi sudah harus mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Hal ini dikarenakan ASI hanya akan memenuhi 70 persen kebutuhan energi bayi pada rentang usia 6-8 bulan, 50 persen rentang usia 9-11 bulan dan hanya 30 persen di atas usia satu tahun (menurut IDAI dan WHO).
Berikut Panduan MPASI Standar WHO
Berikan MPASI Mulai dari Usia 6 bulan, Tetap Berikan ASI
ASI yang diproduksi oleh tubuh ibu memiliki banyak kandungan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi. Selain itu pemberian ASI eksklusif juga berperan penting bagi pembentukan serta memperkuat kekebalan tubuh bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, serta memperkuat hubungan antara ibu dan bayi.
Dan banyak lagi manfaat baik dalam pemberian ASI pada bayi. Oleh karena itu tetap lanjutkan pemberian ASI hingga bayi berusia minimal 2 tahun.
ASI Diberikan Hingga Usia 2 Tahun
Jangan khawatir ASI tidak cukup. Penelitian menunjukan bahwa komposisi ASI setelah anak berusia 1 tahun masih memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tentunya hal ini diimbangi dengan pemberian MPASI yang baik, yang mencukupi kebutuhan gizi anak.
Kandungan Gizi pada MPASI
Makanan yang bervariasi pada menu MPASI baik untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak. Daging, telur, ikan atau unggas harus dimakan setiap hari atau sesering mungkin. Buah dan sayur tinggi vitamin A juga perlu dimakan setiap hari.
Berikan makanan dengan seimbang dengan kandungan lemak untuk memenuhi kebutuhan, energi, protein dan mikronutrien anak. Lemak mengandung densitas energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat dan protein dengan perbandingan 9:4 pada setiap gramnya.
Responsive Feeding
Fase MPASI adalah perkenalan bagi anak tentang hal baru dalam makan. Selama 6 bulan pertama kehidupannya, anak terbiasa dengan ASI lalu ketika mulai makan anak akan dihadapkan hal baru berupa makanan dengan tekstur dan rasa yang lebih beragam.
Tetap tenang dan tidak memaksa anak untuk menghabiskan makanannya untuk menghindarkan anak dari trauma saat makan. Ajari anak untuk makan sendiri sesuai perkembangan motorik dan sensitif terhadap rasa lapar dan kenyang yang dirasakan anak. Berkreasi dengan tekstur, rasa dan variasi makanan bisa meningkatkan minat makan anak. Hindari mengancam anak bila anak menolak untuk makan.
Perhatikan Kebersihan dan Keamanan saat Menyiapkan MPASI
Jangan lupa untuk mencuci tangan ibu dan anak saat akan menyiapkan makanan anak. Simpan makanan di tempat yang bersih dan aman. Segera berikan makanan yang sudah siap kepada bayi. Pastikan kebersihan peralatan makan anak. Hindari penggunaan botol saat pemberian makan kepada anak karena botol cenderung lebih susah dibersihkan.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu berikan makanan yang aman untuk dikonsumsi anak dengan memperhatikan warna, tekstur, ukuran dan aroma pada makanan.
Hindari makanan bayi dengan ‘Bahan Tambahan Pangan’ (BTP) yang dilarang. Juga hindari danger zone, yaitu pemberian makanan pada suhu 5-60 derajat celcius lebih dari 2 jam setelah makanan siap disajikan. Hal ini dikarenakan pada suhu ini makanan rentan terkontaminasi bakteri. Serta selalu perhatikan label makanan (halal, BPOM, tanggal kadaluarsa).
Jumlah MPASI yang Diberikan
Jumlah kalori yang dibutuhkan dari MPASI adalah 200 kkal per hari untuk anak usia 6-8 bulan, 300 kkal per hari untuk anak usia 9-11 bulan dan 550 kkal per hari untuk anak berusia 12-23 bulan.
Tekstur Makanan
Perlahan tingkatkan tekstur makanan anak. Mulai dari makanan halus ( mashed, puree, bubur) menjadi lebih padat. Hal ini dikarenakan kebutuhan gizi anak yang semakin bertambah seiring pertumbuhan anak. Semakin sesuai (naik) tekstur makanannya maka semakin meningkat juga energi dan gizi yang terkandung dalam makanan anak tersebut sehingga memenuhi kebutuhan gizinya.
Frekuensi Makan
Selain tekstur makanan, frekuensi makan anak juga harus ditingkatkan seiring bertambahnya usia anak. Idealnya 2-3 kali sehari untuk anak usia 6-8 bulan, 3-4 kali sehari untuk usia 9 bulan ke atas. Pemberian snack seperti buah maupun biskuit bisa diberikan 1-2 kali sehari.
Perlu diperhatikan juga kandungan gizi pada makanan bayi yang utama harus lengkap yaitu karbohidrat, protein, lemak, dll. Berbeda dengan snack diberikan sebagai makanan selingan saja. Aturan hanya sebagai acuan saja. Tetap berikan sesuai kebutuhan anak. Tidak semua anak dapat mengikuti acuan tersebut, orang tualah yang paling tahu kapan anak kenyang atau lapar.
Penggunaan Suplemen atau MPASI Instan Bila Dibutuhkan
Menggunakan produk MPASI instan yang banyak beredar di pasaran juga bisa jadi pilihan. Tidak perlu risau untuk menggunakannya karena produk tersebut sudah terjamin keamanannya. Pastikan untuk memeriksa label BPOM dan halal MUI. MPASI instan berlabel BPOM menandakan bahwa produk tersebut sudah memenuhi standar makanan bayi yang diatur oleh WHO yaitu tanpa pengawet, pemanis, pewarna dan bahan yang tidak aman bila dikonsumsi oleh bayi.
Namun penggunaan suplemen dan MPASI instan seperlunya saja. Bagaimanapun menu rumahan tetap lebih baik karena bertekstur dan rasanya lebih bervariasi. Jika makanan bayi yang diberikan sudah memenuhi gizi lengkap, maka pemberian suplemen atau makanan instan tidak diperlukan.
Pemberian MPASI saat Anak Sakit
Pada saat sakit selera makan anak pasti menurun. Dengan meningkatkan asupan cairan dan juga menyusui anak sesering mungkin dapat menghindarkan anak dari dehidrasi. Menurunkan tekstur makanan menjadi lembut dan membuatkan menu kesukaan anak dapat menambah selera makannya. Setelah sembuh, ajak anak untuk makan lebih banyak dari biasanya untuk menjaga berat badannya yang mungkin turun ketika sakit.