Regional, KOTA BANJAR : Masa pandemi COVID-19 berpengaruh pada mutu pendidikan di Kota Banjar. Bahkan, kualitasnya makin menurun.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kota Banjar Ahmad Yani, Senin (1/2/2021).
Pihaknya menyatakan demikian berdasarkan hasil penilaian semester sebelumnya.
Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci seperti apa penurunan mutu pendidikan di Kota Banjar tersebut.
Hanya saja, Ahmad Yani menjelaskan bahwa masa pandemi telah membatasi ruang gerak guru untuk memberikan pembelajaran secara optimal kepada peserta didiknya.
Menurut dia, penerapan sistem pembelajaran secara daring dinilai belum bisa maksimal untuk meningkatkan kualitas serta kompetensi pendidikan siswa.
“Penerapan pembelajaran secara daring saat ini belum bisa maksimal. Jelaslah itu bisa dirasakan,” ucap dia.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, Dikdas menjadikan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai parameter penilaian pendidikan.
Ketentuan KKM, kata dia, dihmgunakan sebagai parameter atss dasar hasil analisa siswa dan sarana prasarana sekolah. Nantinya, tiap-tiap sekolah akan berbeda mutu pendidikannya.
Dia menegaskan, dibandingkan KKM sebelum pandemi, untuk saat ini terjadi penurunan.
“Memang, terjadi penurunan dibandingkan sebelum pandemi” ucapnya.
Ahmad Yani menambahkan, sebagai langkah meningkatkan mutu pendidikan, saat ini Dikdas Kota Banjar mulai mengkaji program sekolah penggerak.
Namun disadari olehnya, ada beberapa pertimbangan sebelum program tersebut diluncurkan.
Diantaranya, kurangnya jumlah kepala sekolah tingkat sekolah dasar (SD) di Kota Banjar serta anggaran dari pemerintah daerah yang kurang memadai.
“Di tengah pandemi saat ini, program sekolah penggeram baru akan memulai di tahun 2022 mendatang,” tegasnya.