Regional, CIAMIS: Sejumlah petani di lima desa di Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sulit dapatkan pupuk subsidi. Akibatnya, produksi padi menurun drastis.
Mereka mengeluhkan susahnya mendapatkan pupuk subsidi jenis Phonska. Kelompok tani sejak awal musim tandur pertama sulit mendapatkan pupuk subsidi di agen.
Padahal, mereka biasa beli pupuk dengan fasilitas kartu tani.
Kondisi ini menyebabkan penurunan produksi yang sangat drastis selama dua kali musim panen.
“Sejak awal musim tandur yang pertama sudah sulit mendapatkan pupuk subsidi di agen,” ujar salah satu Pengurus Gapoktan di Desa Saguling, Baregbeg Haer Hernara pada Jumat (9/12/2022).
Haer mengaku heran lantaran pupuk subsidi yang ia dapat tak sesuai dengan kuota.
Dia yang mendapat kuota 105 kwintal pupuk subsidi untuk satu tahun, pada musim tanam pertama hanya mendapatkan 35 kilogram saja.
“Pas musim tandur kedua lebih parah. Stok pupuk subsidi di agen kosong,” tegas Haer.
Bahkan, lanjutnya, kondisi seperti itu terjadi sejak program Kartu Tani digulirkan.
“Ini sering terjadi. Bahkan sejak program kartu tani bergulir,” kata Haer.
Ia mengaku tidak tahu penyebab kelangkaan pupuk subsidi. Apakah ada keterlambatan distribusi ke agen atau ada hal lain. Namun yang jelas kondisi seperti ini akan sangat merugikan petani di Ciamis.
Pihak Gapoktan juga telah berupaya menyampaikan keluhannya ke Balai Penyuluhan Pertanian, namun tidak pernah ada solusi.
“Petani akhirnya mencari solusi sendiri dengan pupuk lain yang biayanya lebih tinggi,” kata Haer.
Petani padi di Baregbeg, Kabupaten Ciamis ini berharap pemerintah bisa memberikan solusi yang tepat. Serta harus bisa memenuhi kebutuhan pupuk subsidi bagi petani.
Ia menegaskan, pertanian merupakan ponggawa ketahanan pangan dan penyangga ekonomi desa.
Agen Akui Distribusi Pupuk Lambat
Pemilik kios pupuk Putra Tani sebagai agen pupuk subsidi Kardjo (60), menyangkal jika pupuk subsidi langka. Namun ada keterlambtan distribusi dari Distributor Pupuk Sang Hyang Sri.
“Contohnya, sudah hampir 20 hari Ini. Tapi Distributor Pupuk Sang Hyang Sri belum dapat mengirim pupuk subsidi jenis Phonska karena stoknya kosong di gudang. Hal ini sering terjadi. Setiap tahunnya. Terutama bulan Desember ini,” kata Kardjo.
Penyebab lainnya, lanjut Kardjo, petani yang merasa kekurangan pupuk biasanya penggunaannya untuk areal tanam yang lebih.
Misal, lanjut dia, luas lahan petani A adalah 100 meter persegi. “Tapi ternyata (yang digarap untuk pertanian) lebih dari 100 meter persegi. Biasanya itu yang terjadi. Sehingga petani merasa kurang terus,” kata Kardjo.
Berbeda dengan pupuk subsidi jenis Phonska, pupuk subsidi jenis Urea masih relatif terkendali. “Kalau urea kita telepon distributor langsung bisa kirim,” kata Kardjo.
Untuk memenuhi kebutuhn tani akan pupuk Phonska, Kardjo mengaku, terpaksa mengoplos pupuk Urea dengan pupuk OSP Phonska non subsidi.
“Harganyan perkarung dengan isi 50kg Rp90 ribu,” kata Kardjo.
Ia mengatakan, kebutuhan pupuk subsidi Phonska di Kecamatan Baregbeg lebih dari 100 Ton pertahun.
Pihak agen juga berharap distributor dalam hal ini Sang Hyang Sri jangan terus-terusan telat mengirim kan barang ke Ciamis karrna sangat merugikan petani.
“Ini kan sampai 20 hari. (pupuk subsidi Phonska) Belum juga kita terima,” kata dia.