Regional, Garut: Bupati Kabupaten Garut Rudy Gunawan, menandatangani nota kesepahaman dengan para pengusaha yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Hotel Rancabango dan Resort Garut, Kamis (22/7/2021).
Pasalnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, telah mempengaruhi roda ekonomi terutama dalam bidang Hotel dan Restoran.
Alhasil, bendera putih dengan emotion menangis dikibarkan PHRI sebagai tanda menyerah dengan kondisi saat ini.
Pengibaran bendera putih tersebut mendapat tanggapan dari orang nomor satu di Kabupaten Garut.
Baca Juga: Hari Ini, Pengusaha Hotel Dan Restoran di Garut Kibarkan Bendera Putih PPKM Darurat
Bupati Garut Rudy Gunawan merasa bangga apa yang telah dilakukan oleh seluruh pengusaha PHRI, mengibarkan bendera putih dengan emotion menangis.
“Saya merasakan kekecewaan PHRI Cabang Garut dengan kondisi saat ini. Saya juga sangat bangga apa yang dilakukan PHRI mengibarkan bendera putih yang viral menasional,” kata Rudy.
Rudy menilai, dengan adanya aksi tersebut seluruh rakyat Indonesia telah mengetahuinya. Aksi yang luar biasa, tidak turun ke jalan, tetapi mempunyai makna yang sangat luar biasa.
“Maaf, kalau saya agak telat merespon karena kondisi PPKM Darurat ini. Saya harus kerja ekstra memikirkan masyarakat yang terdampak PPKM ini, termasuk PHRI juga sangat terdampak,” ucap Rudy.
Baca Juga: Kibarkan Bendera Putih, DPRD Jabar : Itu Wajar Dan Manusiawi
Pihaknya mengaku apa yang diinginkan PHRI akan segera dijalankan. Karena seluruh aspirasi dari masyarakat menjadi salah satu tugas Pemerintah Daerah memberikan kenyamanan terutama kepada pelaku usaha Hotel dan Restoran yang terdampak akibat PPKM Darurat.
“Kami akan segera membantu seluruh pegawai Hotel dan Restoran melalui bantuan sosial yang mencapai 2500 orang,” terangnya.
Ditempat yang sama, Ketua PHRI Kabupaten Garut Deden Rachim menuturkan, dengan adanya nota kesepahaman antara pemerintah dengan para pengusaha ini, salah satu bentuk pemulihan ekonomi khususnya di Kabupaten Garut.
Baca Juga: Makin Terpuruk, PHRI Berharap Ada Jalan Terbaik dari Pemkab
“Kehadiran Bupati Garut berdialog dengan PHRI saat ini sangat luar biasa, langsung merespon, sehingga tahu kesedihan kami akibat adanya PPKM Darurat ini,” tuturnya.
Nota kesepahaman yang diajukan PHRI, lanjut Deden diantaranya, melakukan komunikasi secara berkala dalam bentuk FGD 1 bulan sekali, kebijakan pariwisata harus dilibatkan, serta dispensasi pajak dan bansos.
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu aksi ini, aksi kesedihan atas dampak covid-19 dan PPKM darurat.
“Terimakasih banyak teman-teman media massa cetak dan elektronik yang telah mendengarkan jeritan kami,” pungkasnya.