Regional, SAKATA.ID: Kota Banjar menjadi salah satu wilayah beresiko tinggi penyebaran covid-19 (zona merah) di Jawa Barat. Berdasarkan data yang dirilis satgas penanggulangan covid-19 provinsi Jawa Barat pertanggal 29 November lalu.
Lonjakan kasus akhir-akhir ini, tak lepas dari warga yang dinilai mengabaikan dan acuh terhadap protokol kesehatan. Hal tersebut dapat terlihat dengan masih banyaknya warga yang terjaring operasi Yustisi.
Hingga hari senin (30/11) terdapat penambahan 7 kasus terkonfirmasi positif sehingga total jumlah kasus mencapai 185 kasus. Rinciannya 81 kasus positif aktif, 102 kasus dinyatakan sembuh dan 2 kasus meninggal dunia yang membuat Banjar jadi zona merah.
Pendapat Wakil Wali Kota Banjar
Wakil wali kota Banjar, H. Nana Suryana saat dikonfirmasi mengaku prihatin, dengan fenomena masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Di tengah gencarnya sosialisasi maupun edukasi yang diberikan pemerintah bersama forkopimda
“Kini virus sudah ada ditengah masyarakat dan kasusnya meledak tak terbendung. Solusi untuk saat ini yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan namun kadang diabaikan sehingga semakin meningkatkan resiko penyebaran virus,” ucapnya.
Dikatakannya, pemerintah saat ini akan lebih memusatkan penindakan terhadap pelanggar protokol kesehatan di titik-titik zona merah. Dimana terdapat banyak pasien terkonfirmasi positif.
“Penindakan maupun sosialisasi akan lebih gencar dilakukan, di wilayah yang terdapat banyak kasus covidnya untuk menekan penyebaran virus tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nana menyampaikan, masyarakat diminta untuk mengikuti himbauan pemerintah dalam protokol kesehatan dan penanganan petugas bagi kontak erat maupun pasien terkonfirmasi positif. Masyarakat juga harus kooperatif kepada petugas, terutama bagi warga yang sudah kontak erat dengan pasien positif.
Nana menambahkan, saat ini pihaknya masih mencari alternatif ruang isolasi tambahan dalam mengantisipasi penambahan pasien terkonfirmasi yang terus meningkat.
“Semua sedang dipersiapkan, untuk saat ini kebetulan ada pasien sembuh yang pulang sehingga pasien terkonfirmasi baru masih bisa menjalani isolasi di RSUD dan RS Asih Husada,” ucapnya.
Keprihatinan atas lonjakan kasus covid di kota Banjar juga memunculkan gerakan kemanusiaan. Kali ini disponsori ORARI dan Forum pengurangan resiko bencana kota Banjar (FPRB).
Diketuai Yana Bachyan, aksi kemanusiaan ini bergerak siang ini menyusuri rumah jompo dan para tukang becak. Disertai masyarakat terdampak pandemi dengan membagi-bagikan paket sembako dan masker.
“Kami berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat di tengah pandemi yang belum kunjung usai ini,” ucapnya