Politika, SAKATA.ID: Repdem atau Relawan Perjuangan Demokrasi dukung Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi untuk tak menaikkan harga BBM jenis Solar dan Pertalite.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal DPN Repdem Abe Tanditasik dalam keterangan persnya pada Selasa (30/8/2022).
Ia menegaskan, pihaknya mendukung sikap Presiden Jokowi untuk tidak menaikkan harga BBM.
Organisasi sayap PDI Perjuangan ini mendorong agar pemerintah fokus pada pemulihan ekonomi nasional setelah babak belur selama masa Pandemi Covid-19.
Abe menilai, kenaikan harga Solar dan Pertalite bakal memicu meroketnya harga kebutuhan pokok yang saat ini sudah sangat tinggi.
Dia yakin, Presiden Jokowi mempertimbangkan efek langsung ke masyarakat yang ekonomi menengah ke bawah.
Dia mengungkapkan, dalam dua tahun ini bencana sudah bertubi-tubi dan ekonomi tidak bergerak.
Kini, masyarakat sedang mati-matian memulihkan kondisi ekonominya. Kemarin sudah dipukul dengan meroketnya harga minyak goreng hampir dua kali lipat.
Kemudian ada kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN). Terakhir harga pangan seperti telur juga naik tinggi.
Maka, tegas Abe, jangan lagi masyarakat dipersulit ekonominya dengan kebijakan kenaikan harga BBM.
Karena itu, kata Abe Repdem dukung Jokoei untuk tidak menaikkan harga BBM.
Dia menambahkan, apabila harga Solar dan Pertalite Jokowi naikkan, sudah pasti harga bahan kebutuhan pokok dan laju inflasi pun meroket.
“Dan itu, akan lebih membahayakan ekonomi nasional. Alias resesi. Apalagi jika kenaikan harga bahan pokok meroket lebih dari 25 persen dan inflasi sampai menyentuh titik dua digit,” beber Abe.
Ia mengungkapkan, akan lebih baik jika Pemerintah mengimpor minyak dengan mengambil dari negara yang menjual harga minyak di bawah harga pasar Internasional.
“Toh, harga minyak mentah Internasional. Juga mulai menunjukkan kecenderungan turun. Itu menghindari resesi global,” ungkap dia.
Maka, lanjut Abe, akan janggal jika masih ada yang memaksa menaikkan harga Solar dan Pertalite. Efek domino dari kebijakan itu sudah bisa diprediksi. Misal, kata Abe, daya beli anjlok, ekonomi melemah, suku bunga naik cenderung membubung. “Jadilah resesi,” ujar Abe.
Lagipula, lanjut dia, ada negara yang menjual minyak lebih murah dari harga pasar Internasional.
“Kita masih bisa ambil opsi pembelian itu. Sekaligus menaikkan angka produksi nasional. Dari blok-blok yang telah dinasionalisasi. Plus menaikkan kapasitas kilang sesuai janji kampanye. Presiden Jokowi punya keberpihakan itu,” tegasnya.
Ia menegaskan, Repdem sebagai sayap PDI Perjuangan dukung Jokowi untuk tidak mwnaikkan harga BBM.
Tentang Subsidi Salah Sasaran
Abe mengungkapkan, subsidi salah sasaran itu bisa disiasati dengan suatu kebijakan. “Pengguna solar B30 di jalanan itu siapa? Angkutan umum, barang, dan orang. Bus, travel, truk, dan pickup. Plus mobil niaga berteknologi zaman dulu yang sudah mulai lenyap di kota besar,” bebernya.
Ia mengungkapkan, mesin Diesel kekinian bakal jebol apabila memakai solar B30 itu. SUV Diesel yang dimaksud Abe itu wajib memakai Pertadex atau Dexlite.
“Sama juga dengan Pertalite. Dikhususkan bagi jenis minibus bensin. Di bawah 1500cc. Dan sepeda motor di bawah 250cc. Itu kan soal regulasi. Daan masalah sosialiasinya saja,” kata Abe.
Dia menekankan, pilihan logis hari ini adalah pemerintah tidak menaikkan BBM. Apabila sampai nekat menaikkan harga Solar dan Pertalite, konsekuensi langsungya adalah resesi.
Ia meminta, Pemerintah lebih fokus pada tema ‘Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat’. Cegah meroketnya harga barang kebutuhan pokok. Serta mencegah melambungnya inflasi.
Dia berharap Pemerintah tidak lagi berpikir untuk menaikkan harga BBM Solar dan Pertalite. “Itu saja,” tutup Abe.