REGIONAL TASIKMALAYA: Siswi SMP di Tasikmalaya mengaku telah disetubuhi oleh sepuluh Pria Dewasa yang merupakan tetangga sekaligus Tokoh Masyarakat Kampung setempat. Alhasil, Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut mengalami Trauma.
Kini keberadaan Siswi SMP di Tasikmalaya, telah dievakuasi ke Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, guna memulihkan trauma yang dialami Korban.
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto menuturkan asal muasal kejadian yang telah menimpa gadis berusia 14 Tahun tersebut. Menurutnya, kejadian bermula katika ada laporan bahwa salah seorang Siswi SMP di Tasikmalaya telah disetubuhi oleh sepuluh Orang Pria Dewasa selama setahun lebih.
Kejadian Membuat Gempar Masyarakat
Ato menambahkan, kejadian yang membuat gempar seluruh masyarakat, bermula ketika salah satu pelaku menceritakan kejadian tersebut ketika berkumpul bersama para tetangga. Alhasil, dari informasi itulah langsung ditanggapi oleh Ketua RW setempat.
“Salah satu pelaku bercerita kepada beberapa tetangga saat berkumpul bersama masyarakat lainnya. Akhirnya, Ketua RW beserta Kepala Desa setempat sampai akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polres Tasikmalaya,” kata Ato kepada Wartawan, Rabu (25/11).
Dari sepuluh pelaku tersebut, lanjut Ato, ada dua Pelaku yang berusia 70-73 tahun bahkan ada yang masih Saudara Korban.
“Sampai saat ini korban mendapatkan banyak ancaman dari pelaku. Saat menolak, korban kerap diancam akan dibunuh oleh para pelaku dan terpaksa korban melayaninya,” tambah Ato.
Dalam Proses penyelidikan saat ini, korban sangat tertekan termasuk keluarganya dikarenakan kerap didatangi oleh para pelaku dengan berbagai macam ancaman.
Pihaknya pun langsung mendatangi keluarga korban untuk pendampingan sampai akhirnya seluruh keluarga serta korban diamankan di Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya.
“Sesuai pengakuan korban, selama ini ada enam orang pelaku yang sering menyetubuhi dan 4 orang diantaranya menggauli korban yang semuanya masih tetangganya,” ujar dia.
Sampai sekarang, KPAID pun masih mendampingi korban dan keluarganya selama proses penyelidikan dari Aparat Kepolisian.
Korban dan keluarganya selama ini terus diintimidasi oleh para pelaku karena dikenal sebagai tokoh masyarakat di kampungnya sekaligus tempat tinggal pelaku.
“Kami berserta keluarganya berharap kasus ini akan segera diungkap oleh petugas Satreskrim Polres Tasikmalaya,” tukasnya.