Regional, SAKATA.ID: Tantangan kader Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI saat ini harus adaptif dengan kondisi dunia yang berkembang semakin cepat salah satunya perkembangan dari revolusi industri 4.0 ke 5.0.
Adanya kemajuan itu, maka akan ada hal-hal yang tergeser seperti identitas, jiwa nasionalisme, dan sistem pembelajaran sekalipun.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Ihya Halimudin dalam Stadium Generale BPL HMI Cabang Ciamis, di Aula Dinas Pendidikan setempat, Senin (20/12).
“Revolusi industri menjadi tantangan besar bagi kader HMI. Kader harus mampu beradaptasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dari perkembangan zaman ini,” kata Ihya.
Maka dari itu, tegas dia, pendidikan dasar bagi kader harus menjadi prioritas. Sistem perkaderan di tingkat Komisariat maupun di Cabang harus menekankan pada perkembangan zaman 5.0.
“Arus informasi semakin cepat. Dalam perubahan sosial selalu ada hal baru yang memaksa untuk kita ikuti. Jika kadar ilmu dan pengetahuan kader HMI tidak mempuni untuk menahan arus informasi dan perubahan sosial maka yang akan terjadi yaitu tenggelam dalam lautan perkembangan zaman,” beber dia.
Ia berharp, Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI sebagai pemegang arah perkaderan harus mengutamakan kualitas.
“Kader menjadi berkualitas atau tidak, itu tergantung kualitas BPL. Harus mampu menciptakan instruktur dan kader-kader HMI yang dapat menjawab tantangan setiap zaman. Serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas,” tegas Ihya.
Dimulai pada hari ini BPL HMI Cabang Ciamis menggelar kegiatan pelatihan Senior Course (SC). Kegiatan tersebut di likuti oleh 23 Cabang se-Indonesia.
Di akhir pembicaraannya, Ihya mengajak para peserta SC dan umumnya kader HMI untuk tetap menjaga sistem perkaderan.
“Khususnya kepada peserta SC. Yang akan menjadi instruktur dalam setiap pelatihan. Harus mampu memasukan ruh dan nilai-nilai yang ada di HMI kepada setiap kader yang berada di Cabangnya masing- masing agar menjadi identitas selaku,” beber dia.
Sehingga, lanjut Ihya, sebagai insan pencipta, HMI dalam setiap penciptaannya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan. Demi mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.