Lifestyle, JAWA BARAT: Tren pernikahan di Jawa Barat (Jabar) menunjukkan penurunan signifikan sepanjang tahun 2023.
Kondisi ini memicu pertanyaan apakah hanya gejala sementara ataukah mengindikasikan perubahan struktural dalam pandangan masyarakat terhadap pernikahan.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang terdokumentasi dalam laporan Provinsi Jabar Dalam Angka 2024, mengungkapkan bahwa jumlah pernikahan di wilayah tersebut mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2023. Angka tersebut mencapai 28 ribu pernikahan.
Pada tahun 2021, BPSmencatat 364,484 pernikahan, namun angka itu terus menurun menjadi 336,912 di tahun 2022, dan kini menyusut lebih lanjut menjadi 317,971 di tahun 2023.
Di dalam data BPS itu, menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor menjadi yang tertinggi dalam jumlah pernikahan di Jawa Barat sepanjang tahun 2023. Dengan total 32.136 pernikahan, Kabupaten Bogor mengukir prestasi unggul di atas Kabupaten Bandung dan Garut.
Kabupaten Bandung menduduki peringkat kedua dengan 28.065 pernikahan, sementara Kabupaten Garut mengikuti dengan angka 21.561 pernikahan.
Data BPS tahun 2024 mencatat bahwa tren penurunan ini tidak hanya terjadi di satu daerah, tetapi bersifat nasional.
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2024, terlihat bahwa penurunan paling drastis terjadi selama tiga tahun terakhir, yakni dari tahun 2021 hingga 2023. Angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan mencapai 2 juta kasus.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi tren penurunan pernikahan ini bisa melibatkan dinamika sosial, perubahan nilai-nilai budaya, atau bahkan dampak dari situasi ekonomi.
Sebuah artikel berdasarkan ulasan seksolog Kristie Overstreet, seperti dilaporkan oleh Mind Body Green, mengungkapkan berbagai alasan kuat mengapa banyak individu memilih untuk tidak menikah.
Berikut beberapa alasan yang muncul dikutip dari CNNIndonesia pada Selasa 12 Maret 2024:
- Terlalu Fokus Terhadap Karier
Banyak orang memilih untuk fokus sepenuhnya pada karier mereka, menempatkan pernikahan sebagai prioritas kedua di tengah ambisi profesional. - Pengalaman Akan Kegagalan Hubungan
Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya dapat membuat seseorang ragu untuk terlibat dalam pernikahan, menciptakan ketidakpercayaan terhadap hubungan jangka panjang. - Alasan Keuangan
Ketidakstabilan keuangan dapat menjadi faktor signifikan yang menghambat keinginan untuk menikah, mengingat pernikahan seringkali melibatkan tanggung jawab finansial yang besar. - Merasa Pernikahan Terlalu Banyak Aturan dan Harapan
Beberapa individu merasa pernikahan membawa beban aturan dan harapan yang berlebihan, menciptakan keinginan untuk menjalani hidup tanpa kendala tersebut. - Memandang Pernikahan sebagai Institusi Patriarki
Pandangan kritis terhadap pernikahan sebagai institusi yang dapat mendukung struktur patriarki dapat membuat seseorang enggan terlibat dalam ikatan tersebut. - Menikah Bukan Prioritas
Bagi beberapa orang, menikah bukanlah prioritas utama dalam hidup mereka, dan mereka lebih memilih untuk fokus pada pencapaian pribadi atau perkembangan pribadi.