Travel, CIAMIS: Makam Dalem Dungkut Ranggayunan di Dusun Weningsari, Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis menjadi saksi sebuah fenomena menarik.
Di mana l, peziarah dari berbagai daerah berdatangan dengan satu tujuan yang sama: ingin naik pangkat.
Oleh masyarakat setempat, makam ini dikenal karena nilai sejarah dan spiritualitasnya. Kemudian menjadi pusat perhatian para profesional dan pekerja yang menginginkan kemajuan karir.
Menurut Penggiat Budaya Desa Winduraja, Atus Gusmara, mengungkapkan bahwa pada malam-malam tertentu atau hari yang disakralkan sering didatangi para peziarah dari berbagai daerah.
“Jadi ada malam-malam tertentu yang disakralkan. Dari seantero Nusantara datang ke makam ini. Mayoritas peziarah adalah mereka yang ingin naik pangkat,” ujar Atus baru-baru ini.
Menurut dia, banyaknya para peziarah ke makam ini karena Dungkut Ranggayunan semasa hidupnya, si zaman Kerajaan Galuh, terkenal soleh dan berwibawa.
Atus juga menyampaikan, konon ketika itu Dalem Dungkut Ranggayunan datang ke wilayah Kerajaan Galuh.
Ia ke sini diutus oleh Kesultanan Cirebon dengan tugas menyebarkan Agama Islam sekaligus sebagai pemimpin atau raja di wilayah ini.
Menurut dia, Dalem Dungkut Ranggayunan adalah Raja Kerajaan Galuh di Kawali, pengganti Prabu Siliwangi yang memindahkan pusat kerajaan ke Bogor.
Jabatan Dalem Ranggayunan sebelum Adipati Singacala dan Pangeran Usman, yang dikebimukan di Situs Astana Gede Kawali.
Ia mengatakan bahwa beberapa tahun lalu lokasi Makam Dalem Dungkut Ranggayunan dianggap sebagai wilayah angker.
Menurut Atus, warga di sana menyebut, di makam itu sering terjadi kemunculan mahluk ghaib menyerupai Harimau.
Atus melanjutkan, warga yang melihat kemunculan sosok Harimau di lokasi Makam bercerita. Awalnya warga hanya melihat sebesar anak Kambing. Namun beberapa saat kemudian membesar bagaikan Sapi dewasa.
“Soal kebenaran cerita itu terserah kepercayaan masing-masing. Mau percaya atau tidak,” jelas dia.
Atus menjelaskan, selain ada sosok ghaib, di lokasi Makam Dalem Dungkut Ranggayunan juga terdapat batu menyerupai kursi sehingga warga menyebutnya batu kursi.
“Para peziarah yang datang ke makam ini bertawasulan. Di lokasi ini, mereka berdoa kepada Alloh SWT agar bisa naik pangkat,” ungkapnya.