Minyak Goreng Langka, REPDEM Minta Mendag Lutfi Dicopot

Repdem minta Mendag Lutfi Dicopot
Ketua Bidang Penggalangan Buruh dan Miskin Kota DPN REPDEM/SAKATA

Politika, SAKATA.ID: Relawan Perjuangan Demokrasi atau REPDEM minta Menteri Perdagangan, Mendag, Muhammad Lutfi dicopot. Lantaran masih tak ada solusi atas keadaan minyak goreng yang langka.

Ketua Bidang Penggalangan Buruh dan Miskin Kota DPN REPDEM Jimmy Fajar mengaku, dirinya merasa heran kenapa manajemen distribusi bahan pokok tidak bisa dikendalikan oleh Kementerian Perdagangan. Terjadi setelah adanya aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng, Rp 14 ribu per liter.

Bacaan Lainnya

Pria yang akrab disapa Jimbong ini mengungkapkan, jika benar seperti klaim Mendag bahwa produksi sudah lebih dari cukup, seharusnya kelangkaan minyak goreng tidak terjadi.

“Setelah adanya penerapan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO), yang konon sudah mendistribusikan lebih dari 391 juta liter. Ini janggal sekali,” kata Jimbong, Jumat (11/3/2022).

Jimbong menegaskan, Lutfi tak bisa kerja dengan benar. Karenanya, dia mengungkapkan, REPDEM minta supaya Mendag Lutfi dicopot dari jabatannya.

“Copot Menteri Perdagangan Lutfi! Ga becus kerjanya dia! Bosan mendengar kebohongan publik setiap dia bicara!,” tegas Jimmy.

Lebih jauh dia mengungkapkan, organisasi sayap PDIP ini menduga, ada pihak yang sengaja melakukan sabotase ekonomi nasional. Yakni, dengan menaikkan harga bahan pokok kebutuhan rakyat menjelang bulan suci Ramadan.

Bahkan, REPDEM juga menyoroti aparat penegak hukum yang seolah tak berdaya menghadapi bandit-bandit kebutuhan pokok rakyat.

“Pemerintah harus tegas menghadapi bandit-bandit sembako ini. Semua instansi, baik Kementerian, penegak hukum, dan KPPU harus bisa mengatasi hal ini,” kata dia.

Jimbong yang juga aktivis 1998 mengungkapkan, Ketua DPR RI Puan Maharani bahkan sudah meninjau langsung ke pelosok-pelosok soal kelangkaan dan mahalnya minyak goreng ini.

“Kami sependapat, tangkap siapapun yang membuat kelangkaan minyak goreng. Dan hukum seberat-beratnya. Kejadian ini tidak boleh terulang,”, tutup dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *