Bertahan Hidup Ditengah Pandemi Penjual Tas Alih Profesi

masker
Foto: Andri SAKATA.ID

REGIONAL, TASIKMALAYA: Bertahan hidup di tengah masa pandemi Virus Covid-19 yang terjadi saat ini, berdampak kepada perekonomian Masyarakat khususnya para Pedagang di Kota Tasikmalaya.    

Imbas dari merebaknya Virus Corona yang belum bisa teratasi saat ini, para pelaku Ekonomi harus putar otak berinovasi membuat strategi baru guna bertahan hidup di masa pandemi.

Bacaan Lainnya

Seperti halnya, apa yang dirasakan oleh salah satu Pedagang di Kawasan Cilembang, Kota Tasikmalaya, Asep Fadil (46) harus beralih profesi dari Pedagang Tas kini beralih menjadi Penjual Masker.

Asep mengaku, sebelum beralih profesi sebagai penjual Masker, bisa menjual Tas dalam perharinya lima sampai puluhan Tas yang bisa terjual. Tetapi adanya Covid-19 ini pendapatan merosot tajam.

“Parah-parah tahun sekarang ini, benar-benar parah pendapatan saya. Mau minta tolong sama siapa coba?,” kata Asep.

Menurut Asep, pendapatan dari penjualan tas yang tidak menentu, ditambah lagi dengan kebutuhan Ekonomi semakin bertambah, otomatis harus berinovasi mencari jalan keluar untuk bertahan hidup guna mencukupi kebutuhan rumah tangga.

“Mau pinjam modal jadi bingung, mau bayarnya dari mana. Pembelinya juga semakin sedikit. Sekarang ini pembeli itu lebih baik membeli sembako,” ujarnya.

Berinovasi Beralih Profesi

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pihaknya pun, berinovasi beralih profesi dari penjual Tas menjadi penjual Masker yang banyak diminati oleh semua kalangan Masyarakat.

“Saya pikir dari pada jualan Tas, lebih baik jualan masker saja. Sekarang ini-kan banyak dihimbau sama Pemerintah, Warga tuh harus pakai Masker saat beraktifitas. Ya, ini peluang terbaik,” imbuhnya.

Ia menuturkan, harga masker saat ini mulai dari Rp.5 ribu sampai dengan Rp. 10 ribu/pcs-nya. Untuk masker scuba dibandrol dengan harga Rp. 15 ribu/pcs-nya.

“Paling mahal masker scuba saya jual Rp. 15 ribuan. Harga yang sama juga ada di sini, bedanya itu dari model serta motifnya saja,” tuturnya.

Dengan beralih profesi saat ini, kebutuhan sehari-harinya dapat terpenuhi. Namun, omset yang dicapai tiap bulannya turun drastis.

“Kalau dari omset wah parah Pak. Omset saya turun hingga 80 persen. Sudah bisa makan juga udah cukup,” ucap Ia, dengan wajah memelas.

Asep berharap, musibah ini harus segera diselesaikan oleh semua pihak. Yang paling sulit saat ini adalah mengembalikan Perekonomian yang semakin menurun.

“Semoga musibah ini cepat selesai dan perekonomian semakin meningkat. Seperti saya ini, kalau tidak cara dagang mau makan dari mana lagi,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *