Jajanan Pinggir Jalan Khas Korea yang Muncul di Drama

Kuliner, SAKATA.ID: Jajanan pinggir jalan khas Korea wajib dicoba ketika Anda berlibur ke negeri ginseng ini. Jika kita perhatikan, drama-drama sering menampilkan para pemainnya membeli makanan dari pedagang gerobak hingga kita penasaran apa yang mereka makan. Karena rasa penasaran inilah banyak penggiat usaha kuliner ikut memproduksi makanan-makanan tersebut 

Selain karena sering ditemui dalam adegan drama, makanan tersebut juga memiliki warna yang bikin ngiler. Apabila ditelusuri lebih lanjut, ternyata proses pembuatannya juga bisa kita lakukan sendiri di rumah. Berikut ini adalah jajanan pinggir jalan khas Korea yang mulai sering kita temui di negara sendiri. 

Bacaan Lainnya

Tteokbokki, Seblaknya Orang Korea

Kalau orang Indonesia punya seblak, maka orang Korea punya tteokbokki. Seblak dibuat dengan kerupuk mentah dan bumbu pedas maka menghasilkan jajanan yang lunak dan sedikit berkuah. Tteokbokki menggunakan bumbu gochujang (pasta cabe) untuk menghasilkan rasa pedas dan manis. Bedanya tteokbokki ini memakai tteok (tepung beras) sebagai bahan utama, sehingga menghasilkan makanan lunak. 

Umumnya pedagang kaki lima di Korea Selatan berjualan tteokbokki dengan gerobak. Mereka membawa tteok beku dari rumah, kemudian memasaknya dengan bumbu gochujang. Beberapa orang ada yang suka memadukan tteokbokki dengan ramyeon (mie rebus) dan sering dijadikan menu mukbang

Odeng, Mirip Otak-Otak

Odeng atau Eomuk adalah makanan yang berbahan dasar ikan, kalau di Indonesia hampir sama seperti pempek dan otak-otak. Cara pembuatan hampir sama yaitu dengan menggunakan ikan giling, dibuat adonan, kemudian digoreng. Bedanya, odeng ditusuk seperti sate sehingga tidak digoreng sampai keras tapi setengah lunak. 

Selain membuat adonan sendiri, odeng juga dijual dalam bentuk makanan beku. Daya simpannya yang lama membuat orang suka menimbun makanan beku di lemari es terutama di masa pandemi ketika tidak bisa keluar rumah. Odeng praktis disajikan kapan pun kita ingin menyantapnya, kuahnya bisa dibikin pedas atau gurih. 

Kentang Tornado atau Hweori Gamja

Jika Anda menyukai gorengan, kentang tornado adalah salah satu jajanan pinggir jalan khas Korea yang paling banyak digemari. Tidak seperti keripik yang membutuhkan media cup atau plastik, kentang tornado ini dibuat spiral memanjang. Tentunya akan lebih praktis karena kita hanya perlu menggigitnya dari tusukan dan tidak akan cepat habis karena setiap tusuk adalah satu kentang utuh. 

Secara nutrisi, kentang sudah bisa memberikan karbohidrat yang biasa kita dapat dari nasi. Namun dengan penambahan bumbu yang gurih dan melewati proses penggorengan, maka akan menjadi renyah di mulut. Kentang tornado atau hweori gamja dibuat spiral menggunakan mesin cetak khusus dan sudah banyak dijual oleh pedagang gorengan di Indonesia. 

Corn Dog

Jajanan pinggir jalan khas Korea satu ini terbuat dari sosis yang dibalut dengan tepung jagung dan potongan kentang. Sebenarnya corn dog berasal dari Amerika Serikat, tetapi pedagang gorengan di Korea Selatan banyak yang menjualnya. Di drama Start Up, Choi Won Deok yang dikenal sebagai nenek dari Seo Dal Mi sering berjualan corn dog. 

Di Indonesia juga kita sudah sering menemukan corn dog yang biasa dijual Rp 12.000 per tusuk. Bahkan ada yang melapisi sosis dengan keju mozarella terlebih dulu sebelum diberi tepung jagung dan potongan kentang. Setelah digoreng, maka kita bisa menambahkan saus cabe, saus tomat, dan mayones. 

Sundae, Sate Usus

Jajanan pinggir jalan yang terakhir adalah sundae. Biasanya sundae menggunakan usus sapi atau babi sebagai bahan utamanya. Karena itu, sundae memiliki makna seram yaitu ‘sosis darah’. Walaupun begitu sundae sudah sering dimakan oleh masyarakat Korea sejak dinasti Joseon. 

Kalau di Indonesia, kita biasanya menemukan sate usus ayam di angkringan malam. Ternyata setelah diperhatikan, beberapa makanan Korea ada yang memiliki kemiripan dengan jajanan di Indonesia. Hanya berbeda dari jenis bahan dan bumbu, sedangkan cara pembuatan dan hasil akhir masakan masih memberi cita rasa yang sama di lidah kita. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *