Kenapa Mengaitkan Jari Kelingking Bisa menjadi Simbol Ikrar Janji?

Ragam, SAKATA.ID: Sebagian besar kita, mungkin pernah mengikrarkan janji sambil menjalinkan jari kelingking bersama orang lain.

Entah itu pada saat sudah dewasa atau ketika masih kecil dahulu. Pernah melakukan janji kelingking atau pinky promise.

Bacaan Lainnya

Bahkan, sampai sekarang mungkin kita masih mengaitkan jari kelingking sambil mengikrarkan sebuah janji.

Lalu dari mana kebiasaan itu berasal, dan kenapa mengaitkan jari kelingking bisa menjadi simbol ikrar janji di seluruh dunia?

Kebiasaan itu sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, namun entah siapa yang memulai. Ada yang menyebut berasal dari Amerika. 

Dan ada pula yang menyatakan bahwa janji kelingking bukanlah dari Amerika. Meskipun lebih tenar dengan sebutan pinky promise.

Banyak yang menyebut, dari Jepang lah awal adanya pinky promise. Di negara Matahari Terbit ini, pinky promise lebih dikenal dengan ‘yubikiri’. 

Kata Yubikiri mempunyai arti memotong jari. Karena memang, ada yang menjelaskan, kalau janji kelingking diciptakan para mafia Jepang, Yakuza.

Seperti penjelasan Times of India, pinky promise ini konon berasal dari budaya di negara Jepang.

Di Yakuza, Yubikiri dianggap sebagai penghargaan tertinggi dari seluruh janji. Sebab, apabila melanggar yubikiri, maka si pelanggar harus memotong jari kelingkingnya sebagai balasan.

Sampai saat ini, sebagian orang-orang Jepang percaya itu dan katanya masih ada yang melakukan Yubikiri.

Di Amerika, pinky promise atau pinky swear ini sudah ada sejak 1860. Ketika itu, ahli bahasa di sana, John Rusell Barlet mencatat sebuah data dan sajak.

Di sajak itu ia menulis seperti ini: “pinky, pinky bow-bell. whoever fells a lie will sink down to the bad place and never rise up again.”

Terjemahan: Pinky,pinky bow-bell, siapa pun yang berbohong akan tenggelam ke tempat yang buruk. Dan tidak akan pernah bangkit lagi.

Kemudian, menjadi kebiasaan warga Amerika apabila menginkrarkan janji dengan mengaitkan jari kelingking.

Budaya janji rupanya sudah ada pada budaya Ibrani. Namun, bentuk perjanjian di sana berbeda.

Budaya Ibrani mengikat janji dengan menyentuh paha orang yang dijanjikan. Kemudian mengumbar janji sambil dicantumkan dengan darah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *