Memahami Hari Janda Internasional yang Diperingati Setiap Tanggal 23 Juni

Hari Janda Internasional
Ilustrasi Hari Janda Internasional/Net

Ragam, SAKATA.ID: Hari Janda Internasional diperingati setiap tanggal 23 Juni sebagai penghormatan terhadap perempuan yang kehilangan pasangan hidupnya karena kematian atau perceraian.

Hari ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memahami tantangan dan peran yang dihadapi oleh para janda dalam masyarakat.

Bacaan Lainnya

Salah satu tujuan daari peringatan hari iniadalah untuk menghormati perempuan yang menjadi janda, meningkatkan kesadaran tentang situasi mereka, dan mengubah persepsi masyarakat terhadap mereka.

Hari ini juga ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan yang kerap dialami oleh para janda di seluruh dunia.

Serta kesulitan mereka dalam menghadapi stigma di masyarakat, belum lagi tuntutan hidup untuk menafkahi anak mereka seorang diri tanpa suami. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa resmi menetapkan Hari Janda Internasional pada tahun 2011 silam.

Sebuah lembaga yang menginisiasinya adalah The Loomba Foundation, didirikan oleh pria asal India yakni Rajinder Loomba dan istrinya.

Keduanya ingin membantu para janda dan anak-anak serta berusaha mengubah budaya yang mendiskriminasi para janda yang banyak terjadi di berbagai negara.

Sebelum PPB meresmikan Hari Janda Internasional, peringatan ini sudah diperingati sejak tahun 2005 oleh Loomba Foundation.

Setelah peluncurannya pada waktu itu, Loomba Foundation terus memimpin kampanye global selama lima tahun agar mendapatkan pengakuan dari PBB.

Hasilnya, Majelis Umum PBB membuat keputusan dengan suara yang bulat, mereka mengadopsi Hari Janda Internasional sebagai Hari Aksi Global tahunan.

Pilihan tanggal 23 Juni ini tidak terlepas dari fakta bahwa di bulan ini, duni memperingati Hari Ayah, tepatnya setiap tsnggal 19 Juni.

Maka dari itu, para perempuan janda pun diharapkan bisa mendapatkan dukungan dan pengakuan yang setara dengan peringatan Hari Ayah tersebut.

Sejarah Hari Janda Internasional menggarisbawahi pentingnya mengakui dan memahami peran perempuan yang menjadi janda dalam masyarakat.

Melalui peringatan ini, diharapkan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap para janda dapat dikurangi, hak-hak mereka dihormati, dan jaringan dukungan yang kuat dapat terus diperluas.

Hanya dengan kerja sama dan empati, semuanya dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi seluruh perempuan yang menjadi janda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *