Penjual Rujak Bebek Bertahan di Masa Pandemi

Foto: Istimewa/Sakata

Regional, TASIKMALAYA: Siang itu, penjual rujak bebek paruh baya berjalan di ramainya jalan Tarumanegara, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Namun ia Bukan pria biasa. Namanya Ikin Solikin pria berusia (50) tahun ini.

Seorang penjual rujak bebek (Rujak Tumbuk) keliling yang biasa menjajakan barang daganganya di wilayah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Jalannya yang sudah tak selicah seperi pria lainya. Pertanda bahwa dia tak lagi muda. Ia mampu memangul jualanya, yang mungkin beratnya dua kali lipat berat tubuhnya.

Terlihat Garis-garis keriput di raut wajah Ikin Solikin tak bisa disembunyikan. Pertanda umurnya sudah termakan usia. Sembari melayani pembeli.Ikin Solikin tak pernah sedikitpun melepas senyum.

Terpasang masker yang sudah tampak lusuh menutupi setengah garis bibirnya Yang keriput. Sementara Disisi bagian kiri tempat pangulannya terlihat sebuah botol semprot tergantung seperti hand sanitizer.

Menaati Protokol Kesehatan

Di masa pandemi Covid-19 saat ini hampir semua orang diwajibkan taat pada protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Covid 19 seperti Pakai masker, cuci tangan serta menjaga jarak menjadi sebuah keharusan. Terutama bagi seseorang yang sudah lanjut usia seperti Ikin Solikin.

Ikin Solikin langsung menyapa dengan ramah kepada setiap datang Yang ingin membeli barang daganganya. “Bade rujak, kang,” tanya Ikin dengan Bahasa Sunda sambil melempar senyum keramahan dari garis bibirnya yang sudah tampak keriput.

Sambil menyiapkan pesanan para pembeli.Ikin Solikin tak merasa keberatan menjawab pertanyaan dari awak media.

“Saya tinggal di Kampung Legok Asih, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Kalo Umur saya kurang lebih sudah 50 tahun,”kata saat menceritakan kehidupanya kepada wartawan Selasa(02/12/2020).

Ternyata Ikin Solikin bukan asli orang Kota Tasikmalaya. Ia asli dari Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya,Jawa Barat.

Ikin mengaku dirinya tinggal di Kota Tasikmalaya semenjak tahun 2010 Yang lalu setelah istrinya yang bernama Maryati meninggal dunia akibat penyakit kanker payudara.

“Kalo dagang rujak di Kota Tasikmalaya. Sejak istri saya meninggal akibat penyakit yang di deritanya,” ujar Ikin sembari memotong buah-buah untuk membuat rujak bebek.

Pernah Menjadi Tukang Kredit Perabotan Rumah

Ikin Solikin melanjutkan ceritanya, sebelum berjualan rujak bebek dirinya awalnya berpropesi sebagai tukang kredit perabotan runah tangga di pulai Bali selama 13 tahun.

“Saya Lama di Bali jadi tukang kredit. Ya Orang Tasikmalaua kan dulu terkenal juga sebagai tukang kredit,”kata Ikin kepada wartawan Rabu (04/12/2020) siang.

Sambil melayani pembeli, pria tiaga anak ini tetap bisa fokus dalam membuat rujak bebek meski terus menceritakan kehidupan dirinya dan mendiang istrinya. tangannya yang sudah nampak berkeriput terus memotong buah-buahan kemudian menumbuk bahan rujak agar bumbunya merata.

Rujak bebek (Rujak Tumbuk) yang sudah jadi lalu diambil menggunakan sendok dari dalam tumbukan ke wadah plastik kemasan bening ukuran sekitar 10×15 centi meter dan ikat dengan karet gelang. Kemudian Tak lupa diselipkan sebuah sendok plastik mini untuk alat makannya.

“Kang Rujaknya, mau pedas apa sedang manis apa asin rasanya,” tanya Ikin kepada salah seorang pembeli.

Seusai pulang dari Bali lalu ia kembali ke kampung halamannya yakni di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat sebelum berjualan rujak bebek(Rujak Tumbuk), dirinya mengaku sempat berjualan gula merah. Karena Istrinya yang menderita kanker payudara pun membutuhkan banyak biaya Yang cukup bayak untuk pengobatan dan operasi.

“Waktu itu Istri saya menjalani operasi di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung. Dan biaya operasi sekitar Rp 140 juta. Untuk biaya operasi istri terpakasa saya menjual harta benda Yang selama ini saya miliki seprti sawah dan ladang di kampung halaman saya Kecamatan Sakawu,” ungkapnya yang nampak sedang mengenang istrinya yang telah meningal.

Ia mengatakan, tak lama setelah operasi istrinya meninggal dunia.” Mungkin itu sudah takdirnya dan jalan yang terbaik buat almarhumah,”kata dia.

“Ini rujaknya kang sudah selessai harganya cuma Rp 10.000,” kata Ikin sambil menyodorkan rujak bebek dalam kantong keresek warna hitam kepada pembelinya.

Menempuh Jarak Jauh

Setiap harinya Ikin berjualan rujak bebek keliling di Kota Tasikmalaya hingga menempuh jarak belasan hingga puluhan kilo meter.

“Lalo asli saya orang Kecamatan salawu, Kabupaten Tasikmalaya kalo Di sini saya hidup ngontrak di Kampung Cilingga tak jauh dari Pasar Cikurubuk. Kalau pagi-pagi saya jualan di alun-alun Kota Tasikmalaya. Di sana suka ada yang beli yang habis senam atau olahraga,” ujarnya.

Ia menambahkan, setelah menjadi penjual rujak bebek di alun-alun dirinya melanjutkan berjualan ke stasiun kereta api, taman kota,serta taman dadaha,Kota Tasikmalaya,Jawa Barat.

“Kalo pulang kampung ke Salawu Saya sebulan sekali . Saat ini Alhamdulillah saya sudah punya istri lagi sekarang,” ucapnya.

Di usianya yang tak lagi muda tidak membuat Ikin bermalas-malesan. cita-citanya kini hanya satu yakni bisa menyempurnakan rukun islam yang ke 5 menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah Almukaramah.

“Ya Alhamdulillah saya dan istri sudah mendaftar untuk berangkat ke tanah suci. Saya Tiap bulan saya nyicil Rp 830 ribu untuk biaya ongkos ke tanah suci mudah-mudahan bisa terlakasana.Saya dan istri yang sekarang juga sudah punya nomor kursi. Saya nomor 27 dan istri nomor 528,”kata dia.

Meski usianya sudah masuk 50 tahum namun dia tetap menjaga fisiknya agar selalu sehat sementara Untuk menjaga kondisi kesehatan agar tetap sehat ikin mengaku selalu melaksanakan salat 5 waktu ditambah tahajud serta dhuha. “Insya Allah kalau dari jadwal keberangkatan saya bersama istri berangkat rencanaya pada tahun 2035 mendatang. Mudah-mudahan selalu diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Alloh Yang maha kuasa,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *