Pembangunan Berkelanjutan, Jokowi Dorong Insiatif P4G

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Politika, Sakata.id: Guna melakukan langkah luar biasa dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, Presiden Republik Indonesia mendorong inisiatif Partnering for Green Growth and Global Goals 2030 (P4G).

Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo saat berpidato secara virtual pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) P4G, yang digelar di Korea Selatan.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, insiatif P4G ini tidak bisa dilakukan dengan business as usual saja, dikarenakan harus melakukan dengan cara-cara yang luar biasa.

“Cara itu yakni, kemitraan antarpemangku kepentingan adalah kunci untuk memastikan aktivitas perekonomian, produksi, dan konsumsi dilakukan secara berkelanjutan,” kata Jokowi sapaan akrabnya.

Pandemi covid-19 serta ancaman perubahan iklim mengingatkan seluruh negara untuk lebih serius dalam mengembangkan pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berketahanan.

Insiatif P4G Harus Dilakukan Dengan Cara Luar Biasa

 Jokowi menjelaskan, dalam pelaksaannya insiatif P4G ini harus dilakukan dengan cara yang luar biasa, tidak bisa dilakukan dengan biasa-biasa saja.

Untuk memastikan tercapainya pambangunan hijau, sambung Jokowi, langkah-langkah fundansial di tataran global ini harus dilakukan.

Langkah-langkah tersebut diantaranya, pertama, mendorong sinergi antara investasi dan penciptaan lapangan kerja dengan pembangunan hijau atau disebut dengan “enabling environment”.

“Dalam hal ini Indonesia telah menerapkan perencanaan pembangunan rendah karbon yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana pembangunan jangka menengah nasional,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Indonesia pun telah meluncurkan Undang-undang Cipta Kerja sebagai wujud komitmen Indonesia agar kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat tidak merugikan lingkungan.

Kemudian, yang kedua adalah mendorong inovasi dalam memobilisasi sumber daya pendukung bagi implementasi pertumbuhan hijau.

Presiden Joko Widodo mengaku ketersediaan dukungan pendanaan dan transfer teknologi merupakan kunci sukses bagi pembangunan hijau serta netralitas karbon. Alhasil, Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi.

“Kalimantan Utara mempunyai potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Oleh karena itu, Indonesia tengah mengembangkan kawasan industri hijau terbesar di dunia yang pertempat di provinsi itu,” imbuhnya.

Lalu, Indonesia pun memiliki visi untuk membangun pasar karbon dan akan menjadi pemilik stok terbesar di dunia.

Ketiga, setiap negara perlu memperkuat kerja sama konkret yang bisa segera efektif dilaksanakan dan bisa berkelanjutan. Dikatakan Jokowi, proteksionisme yang berkedok isu lingkungan ini harus dihindari.

Dikarenakan, parameter prolingkungan harus jelas serta dijalankan secara jujur dan transparan.

“Salah satu syarat fundamental bagi kesuksesan ekonomi hijau ini adalah kerja sama dan upaya bersama untuk menyelesaikan masalah bersama, apalagi dunia saat ini dalam masa pemulihan pandemi,” terangnya.

Pihaknya menegaskan, bahwa Indonesia telah berkomitmen tinggi untuk bersama-sama dunia dalam mewujudkan kehidupan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan berketahanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *