Daging Ayam Program BPNT di Ciamis, Tidak Layak Makan

daging ayam
Foto: Andri SAKATA.ID

REGIONAL, CIAMIS: Sejumlah warga penerima program sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Dusun Jetak, Desa Situmandala, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, mendapati puluhan bungkus daging ayam tidak layak konsumsi.

Alhasil, puluhan bungkus daging ayam BPNT yang telah mengeluarkan bau tidak sedap serta sudah mulai membusuk tersebut ditolak warga.

Bacaan Lainnya

Salah seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Ela mengatakan, daging ayam yang tidak layak konsumsi tersebut ditemukan disalah satu agen di Desa Situmandala.

“Ketika saya mengambil program sembako BPNT seperti, beras, kacang tanah, daging ayam, buah-buahan serta satu bungkus tahu itu, saya lihat kondisi daging ayam itu sudah mengeluarkan bau,” kata Ela.

Menurut Ela, setelah mendapatkan komplain dari beberapa penerima BPNT, pihak supplier langsung mengganti daging ayam tersebut dengan kondisi baru.

Namun, penggantian daging ayam tersebut hanya diganti dengan kemasan plastik saja. Tidak hanya itu, dikatakan Ela, daging ayam pun telah dioplos dengan daging ayam baru.

“Memang benar, supplier telah mengganti barang itu. Tetapi hanya diganti dengan plastik baru dan yang paling parah daging ayamnya itu dicampurkan menjadi satu, daging baru dengan daging bau,” kesalnya.

Sementara itu, salah satu Agen program sembako BPNT, Yulia, mengatakan hal yang sama. Pihaknya mengakui, telah menerima sebanyak 236 bungkus daging ayam dari supplier untuk penerima bantuan KPM.

70 Bungkus Daging Ayam Sudah Mengeluarkan Bau

Dari jumlah tersebut, sambung Ia, sebanyak 70 bungkus daging ayam sudah mengeluarkan bau tidak sedap serta warna dari daging ayam itu telah berubah warna.

“Dengan kejadian ini, saya secara pribadi sangat keberatan dengan adanya daging ayam. Dikarenakan banyak KPM komplain mengenai kualitas daging ayam itu,” ucapnya.

Berdasarkan keluhan dari warga penerima bantuan, lanjut Ia, untuk program sembako BPNT bulan depan harus kembali seperti semula, terutama daging ayam diganti dengan telur.

“Untuk bantuan telur, alhamdulillah tidak ada masalah apapun. Nah, daging ayam ini yang jadi masalah. Pasti warga komplain sama saya Pak,” tegasnya.

Terpisah, Ketua Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Harry Nugraha, membenarkan hal tersebut, menurutnya, ada dua supplier yang mengirimkan daging ayam ke Agen yang berada di Desa Situmandala.

“Saya juga kaget dengan adanya kejadian ini. Setelah saya cek ke lapangan, memang benar kualitas daging ayam itu sudah tidak layak makan,” singkatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *