Sembuh Covid-19 Tes PCR Bisa Positif, Begini Penjelasannya

tES PCR

Nasional, SAKATA.ID : Tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan untuk mendeteksi apakah ada virus corona atau tidak di tubuh pasien.

Ternyata tes PCR itu tidak bisa membedakan virus hidup atau mati. Maka tidak jarang pasien sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Meskipun hasil dari tes PCR menunjukkan positif.

Bacaan Lainnya

Spesialis patologi klinik dr Thyrza Laudamy Darmadi SpPK menjelaskan hala tersebut.

Menurut dokter dari Rumah Sakit (RS) Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya ini bahwa, tes COVID-19 seperti PCR tidak bisa membedakan virus genetik atau virus mati.

Sehingga, lanjutnya, bisa jadi hasil tes masih positif COVID-19. Lantaran mendeteksi fragmen virus yang sebenarnya telah mati.

Dia mengistilahkan virus mati itu sudah menjadi bangkai. Namun bangkainya itu masih terdeteksi oleh Tes PCR.

Sehingga PCR menyebutnya masih positif COVID-19. Karena yang terdeteksi PCR adalah materi genetik.

Meskipun sudah mati, sisa virus masih bisa terdeteksi alat Tes PCR dalam jangka waktu yang sangat lama.

Jadi apabila sudah melaksanakan isolasi dan tidak bergejala beberapa dokter memulangkan pasien namun tetap harus melaksanakan isolasi mandiri.

Panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, pasien bisa mengakhiri isolasi apabila sudha tidak bergejala.

Serta apabila sudah melalui masa isolasi selama10-14 hari. Mengakhiri isolasi tanpa perlu lagi melaksanakan tes PCR sampai hasil negatif.

Menurut dr Thyrza, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Tetap disiplin menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak.

Namun, terang dia, isolasi mandiri tidka perlu diulang pada hari ke-90. Kecuali, pasien tiba-tiba menimbulkan gejala kembali.

Ia menegaskan bahwa masa penyembuhan seseorang yang positif Covid-19 berbeda-beda. Tergantung dengan kondisi imunitasnya.

Hal yang sama dijelaskan Ahli Epidemiologi dari Univesitas Airlangga Surabaya (Unair), Windu Purnomo, dikutip dari kompas, Sabtu (23/1/2021).

Dia mengungkapkan, seseorang yang kondisinya sudah membaik, terkadang saat dites PCR masih positif Covid-19.

Lantaran, jelas dia, adanya fragmen yang tersisa dari virus corona yang sudah mati. Masih bisa terdeteksi alat tes.

Menurut dia pasien ini sudah tidak memiliki virus aktif. Hanya saja masih ada sisa-sisa virus yang terdeteksi oleh PCR.

Cycle Trasehold

Oleh karena itu, ada istilah Cycle trasehold (Ct). Ct ini muncul di hasil PCR. Bisa menunjukkan apakah virus yang terdeteksi masih aktif atau sudah mati.

Apabila Ct-nya tinggi, itu menunjukkan bahwa yang terdeteksi adalah fragmennya saja. Virus coronanya sudah mati.

Sehingga saat ini, angka Ct menjadi rujukan. Apabila pasien sudah melakssanakan isolasi dan tidak memiliki gejala.

Kemudian hasil Tes PCR masih positif, angka Ct itulah yang menjadi rujukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *