Perbedaan Paracetamol dan Ibuprofen

Foto: Freepik

Lifestyle, SAKATA.ID: Perbedaan paracetamol dan ibuprofen perlu diketahui karena memiliki cara kerja dan efek samping berbeda. Ketika flu dan disertai demam, meminum obat selalu jadi pilihan. Terdapat dua jenis utama obat anti nyeri. Kedua jenis obat ini dapat dikonsumsi tanpa resep dan dijual bebas.

Paracetamol dan ibuprofen adalah dua jenis obat-obatan yang berfungsi untuk mengatasi nyeri serta penurun demam. Biasanya untuk dikonsumsi anak-anak. Meski memiliki fungsi yang sama, kedua jenis obat-obatan ini berbeda, lho. Mulai dari cara kerja, seberapa lama bertahan dalam tubuh hingga efek yang dirasakan setelah mengonsumsi obat-obatan ini.
Berikut ini penjelasan dari perbedaan kedua jenis analgesik ini.

Bacaan Lainnya

Paracetamol

Sangat dikenal ampuh mengatasi nyeri ringan hingga sedang. Selain itu dapat meredakan demam mulai dari bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Karena analgesik, Paracetamol hanya bekerja sebagai penghilang nyeri. Berbeda dengan aspirin yang sekaligus anti inflamasi. Sehingga mengonsumsi Paracetamol saat terjadi peradangan sangat tidak efektif.

Penggunaan paracetamol efektif untuk meredakan nyeri ringan. Sakit kepala, sakit gigi, hingga nyeri perut ringan saat menstruasi adalah nyeri ringan yang dapat diobati oleh paracetamol. Kelebihan dari paracetamol adalah adalah dapat digunakan oleh siapa saja serta dapat dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan.

Anak-anak dan ibu hamil dan menyusui juga termasuk. Namun, dosis yang diberikan untuk anak-anak harus berdasarkan berat badan atau resep dokter.

Semua jenis obat-obatan termasuk paracetamol memiliki efek samping, seperti sakit kepala, mual muntah, sembelit dan alergi. Meski cenderung ringan, paracetamol juga dapat memberikan efek samping yang lebih berat. Turunnya tekanan darah, napas sesak dan detak jantung menjadi lebih cepat adalah beberapa efek samping yang lebih berat. Jika hal itu terjadi, segera mengunjungi dokter.

Ibuprofen

Meski sama-sama untuk mengatasi nyeri, ibuprofen tergolong obat antiinflamasi non-steroid. Sehingga ibuprofen memiliki fungsi lebih, yaitu untuk mengatasi peradangan. Ibuprofen bekerja dengan menghambat produksi zat pemicu peradangan dalam tubuh.

Ibuprofen juga dapat dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang dewasa. Hanya saja ibu hamil dan menyusui tidak disarankan untuk mengonsumsi jenis obat satu ini.

Meski dapat dikonsumsi oleh anak-anak, ibuprofen memiliki aturan tertentu. Anak-anak di bawah usia 6 bulan juga tidak disarankan untuk mengonsumsi ibuprofen.

Efek samping dari ibuprofen antara lain, gangguan pencernaan, ruam, nafsu makan berkurang, sakit kepala, gagal ginjal, serta alergi. Risiko yang ditimbulkan jika dikonsumsi oleh ibu hamil adalah cacat dan gangguan kesehatan janin. Dan untuk ibu menyusui, obat akan terserap ke dalam ASI meski dikonsumsi dalam jumlah kecil.

Jika mengonsumsi ibuprofen, sebaiknya setelah makan. Ibuprofen dapat membuat luka serta iritasi pada dinding lambung jika dikonsumsi sebelum makan.

Lalu manakah yang menjadi pilihan Anda? Paracetamol atau ibuprofen? Keduanya memiliki manfaat yang sama, yaitu pereda demam dan anti nyeri. Sebelum memastikan jenis obat mana yang akan dikonsumsi, baiknya mengetahui hal-hal berikut ini:

Penyebab Rasa Nyeri

Jika nyeri yang dirasakan akibat peradangan, ibuprofen bisa menjadi pilihan. Paracetamol lebih efektif meredakan nyeri ringan seperti sakit kepala, sakit gigi dan kram perut ringan saat menstruasi.

Efek Samping

Selanjutnya, perhatikan efek samping dari penggunaan kedua obat ini. Ibuprofen dapat membuat luka dan iritasi pada dinding lambung. Oleh karena itu, penderita maag tidak disarankan mengonsumsi ibuprofen.

Jangka Waktu Penggunaan

Perbedaan paracetamol dan ibuprofen memiliki batas waktu penggunaan yang berbeda. Paracetamol dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan ibuprofen tidak.

Dosis Obat

Penggunaan semua jenis obat-obatan memiliki batas maksimal dosis. Dalam sehari, orang dewasa hanya dapat mengonsumsi 3200 miligram ibuprofen. Sedangkan paracetamol maksimal 4000 miligram perharinya. Untuk anak-anak, dosis yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan anak.

Baik Paracetamol atau ibuprofen, keduanya dijual bebas. Namun perlu diperhatikan beberapa poin di atas tadi. Kondisi medis yang berbeda pada setiap orang, maka berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *