Misteri Pembuat Relief Peninggalan Presiden Sukarno di Sarinah

Sarinah
Menteri BUMN Erick Tohir Tinjau Relief di Sarinah/BUMN

Nasional, SAKATA.ID : Ada relief dengan karya seni tinggi namun tersembunyi di lantai dasar gedung pusat perbelanjaan Sarinah.

Pada saat melakukan peninjauan renovasi di gedung tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir kagum pada pemandangan sebuah patung dan relief.

Bacaan Lainnya

Namun, kondisi relief peninggalan Presiden Sukarno itu tersembunyi. Berada di lantai dasar Gedung Sarinah.

Padahal, memiliki nilai seni serta sejarah yang kuat. Meski sempat terlantar, relief itu akan dikonservasi.

Sampai saat ini, relief itu masih menyisakan teka-teki. Siapakah pembuatnya? Lalu kenapa sulit diungkap, apakah sengaja dihilangkan identitasnya?

Beragam pertanyaan itu muncul. Kurator yang saat ini dipercaya untuk mengkonservasi relief itu juga belum bisa menjawab teka-teki pembuat relief.

Seperti dikutip SAKATA dari BBC pada Rabu (20/1/2020). Bahwa seorang kurator seni yang dipercaya untuk mengkonservasi Sarinah adalah Asikin Hasan. Ia juga masih bertanya-tanya.

Menurutnya, sejauh ini dirinya tidak menemukan prasasti yang biasanya menjelaskan sosok pembuatnya.

Lantas ia menghubungi beberapa keluarga perupa era 1960an. Yang diduga terkait dengan karya seni di Sarinah itu. Tapi hasilnya nol.

Keluarga perupa yang ia hubungi tidak berani memastikan pembuat relief di lantai dasar Sarinah tersebut.

Bahkan, kata Asikin, Sarinah maupun Arsip Nasional tidak memiliki arsip apa pun mengenai relif itu.

Asikin sudah mencoba menganalisa dengan bertumpu pada karya-karya perupa 1960an. Yang dia nilai mirip dengan karya seni relief tersebut.

Dia menduga ada dua nama seniman yang dikenal dekat dengan Presiden Sukaro kala itu. Namun tetap saja dia tidak berani menyebutkan namanya.
Lantaran masih spekulatif.

Relief di lantai dasar Sarinah itu membentang sepanjang 12 meter. Dengan tinggi tiga meter. Pada relief tersebut bergambar 12 sosok petani dan nelayan.

Relief tersebut terbuat dari beton bertulang. Biasanya, kata Asikin, ada semacam prasasti dengan di dalamnya menyebutkan siapa pembuatnya.

Prasasti juga biasanya tertera pada bagian tapak ataupun di dasar relief yang menjorok ke depan.

Saat megunjungi lokasi, Erick Thohir mengaku mengagumi maha karya relief tersebut. Ia meminta supaya karya seni itu direstorasi agar seperti sedia kala.

Kemudian, saat Sarinah kembali dibuka, relief itu bisa dipamerkan ke publik. Menurut Erick, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *